Posted by : Unknown
Friday, April 19, 2013
Mengenal Lebih Jauh Tentang Penyakit
Hepatitis B
Virus
Hepatitis B (VHB), merupakan virus penyebab penyakit Hepatitis B. Selain itu
Virus Hepatitis B merupakan penyebab peradangan pada hati yang berlangsung
menahun sehingga dapat menyebabkan penyakit kanker hati. Pada negara
berkembang, penyakit hepatitis B pernah menjadi penyakit endemik.
Selain
Virus Hepatitis B, penyakit hepatitis B bisa juga disebabkan oleh keracunan
obat dan juga paparan berbagai macam zat kimia yang sering digunakan dalam
pengobatan modern sekarang ini. Zat-zat kimia tersebut biasanya tanpa sengaja
terhidup, tertelan atau terserap melalui kulit yang kemudian membuat hati
penderitanya bekerja lebih ekstra untuk menormalkan kembali racun yang ada
didalam tubuh.
Penyakit
Hepatitis B yang disebabkan oleh virus Hepatitis B ( VHB ) merupakan penyakit
menular. Penyakit Hepatitis B yang pada awalnya lebih dikenal sebagai serum
hepatitis telah menginfeksi sekitar seperempat penduduk dunia. Penularan virus
hepatitis B terjadi melalui paparan infeksi darah atau cairan tubuh lainnya
seperti air mani dan cairan vagina. Sementara DNA virus Hepatitis B dapat
dideteksi melalui air liur, air mata, dan urine pembawa Penyakit Hepatitis B
kronis dengan DNA tertinggi.
Biasanya
para penderita penyakit hepatitis B cairan urinenya berwarna pekat seperti air
teh dan warna kulitnya berubah menjadi kekuning-kuningan hal ini disebabkan
karena terlalu tingginya kadar bilirubin penderita penyakit hepatitis B dalam
sistem peredaran darah yang menumpuk dan tidak bisa dibuang melalui saluran
bilirubin hati. Mengapa kadar bilirubin meningkat? Sebaiknya kita bicara dulu
tentang bilirubin.
Bicara
tentang bilirubin, ada hubungannya dengan sel-sel darah merah. Usia sel-sel
darah merah kita rata-rata 120 hati. Setelah itu sel-sel darah merah akan
hancur menjadi bilirubin. Jadi, setiap hari selalu ada bilirubin dalam darah
Karena setiap hari selalu ada sel-sel darah merah yang hancur menjadi
bilirubin. Agar bilirubin tidak menumpuk dalam peredaran darah, maka organ hati
mengolah bilirubin itu mejadi mudah larut dalam air dan dibuang melalui saluran
bilirubin dalam hati. Selanjutnya disalurkan melalui ginjal untuk dibuang
bersama urine (setelah diubah terlebih dulu menjadi urobilinogen) dan melalui
usus untuk dibuang melalui feses (setelah diubah terlebih dulu menjadi
sterkobilin). Inilah yang membuat urine berwarna kekuningan dan feses berwarna kuning
kecokelatan.
Pada
penderita penyakit hepatitis B, warna urine menjadi kecoklatan dan warna kulit
menjadi kekuningan. Ini disebabkan tidak berfungsinya saluran bilirubin hati,
sehingga bilirubin tidak tersalurkan dan menumpuk dalam darah. Kenapa kadar
bilirubin meningkat? Ini akibat dari ‘pertempuran’ antara virus penyakit
hepatitis B dan sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan sel-sel organ hati
rusak. Sel-sel hati yang rusak akan menimbulkan sumbatan pada saluran
bilirubin. Akibatnya bilirubin dalam darah tak tersalurkan dan kadarnya
meningkat. Meningkatnya kadar bilirubin dalam darah yang tidak tersalurkan
menyebabkan tertimbunnya bilirubin di kulit sehingga warna kulit menjadi
kekuningan. Sedangkan kadar bilirubin yang sangat tinggi yang dibuang melalui
urine menyebabkan warna urine menjadi kecokelatan seperti teh.
Pada
endemik Penyakit Hepatitis B di negara-negara berkembang, infeksi prenatal
merupakan jalur utama. Faktor penularan risiko Penyakit Hepatitis B lainnya
adalah orang-orang yang bekerja dalam perawatan kesehatan, transfusi darah,
dialisis, akupunktur, tato atau mereka yang sering bepergian ke luar negeri.
Meskipun begitu VHB tidak dapat menyebar melalui kontak biasa seperti sentuhan
kulit, pegangan tangan atau berbagi peralatan makan dan minum, menyusui,
memeluk, mencium, batuk maupun bersin. Meskipun proses penularan Penyakit
Hepatitis B melalui pertukaran cairan tubuh atau terpapar darah dari orang yang
terinfeksi Penyakit Hepatitis B, pola penularannya sendiri dapat terjadi
melalui hubungan seksual, jarum suntik, transfuse darah, maupun penggunaan
bersama alat kebersihan diri, misalnya sikat gigi dan handuk.
Seseorang yang terinfeksi penyakit
hepatitis B akan mengalami salah satu dari dampak berikut ini:
• Sakit ringan. Ini dialami oleh
sekitar dua per tiga pengidap penyakit hepatitis B. Jika kondisi kesehatan
pengidap cukup kuat, sistem imun dapat memberikan perlawanan dengan pembentukan
antibodi yang melumpuhkan penyakit hepatitis B, sehingga orang tersebut dapat
dikatakan sembuh. Sedangkan antibodi yang telah terbentuk, memberikan
perlindungan terhadap infeksi penyakit hepatitis B yang kemungkinan akan
menyerang kembali.
• Hepatitis akut. Biasanya terjadi pada
penderita penyakit hepatitis A yang berkembang menjadi penyakit hepatitis B.
Dialami oleh sekitar seperempat pengidap penyakit hepatitis B. Gejalanya mulai
tampak sekitar 1-6 bulan setelah infeksi virus hepatitis B ( VHB ). Gejala
tersebut berupa:
- Jaundice, yaitu warna kekuningan di
putih mata dan kuku jari. Gejala ini paling umum dialami.
- Persendian terasa sakit.
- Radang ginjal dan pembuluh darah
- Anemia
• Asymptomatic carrier. Kelompok ini
(sekitar 20% pengidap penyakit hepatitis B dewasa) tidak memberikan gejala sama
sekali, bahkan tidak tampak sebagai penderita penyakit hepatitis B. Namun di
dalam darahnya ada virus hepatitis B ( VHB ), meski tidak aktif. Keberadaan VHB
dapat dideteksi melalui pemeriksaan darah. Kelompok ini termasuk berbahaya
karena dapat menularkan infeksi virus hepatitis B ( VHB ) tanpa mereka sadari,
sehingga dianjurkan pasangan seksualnya diberikan vaksinasi sebagai
perlindungan terhadap penularan penyakit hepatitis B.
• Hepatitis kronis. Umumnya memiliki
sejumlah besar virus hepatitis B ( VHB ) dalam darahnya. Kemungkinan besar
terkena hepatitis parah atau hepatitis aktif kronis. Dampaknya bisa menjadi
sirosis hati atau bahkan kanker hati. Hepatitis aktif kronis dapat terjadi pada
90-95% bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi penyakit hepatitis B, dan
sekitar 30% anak terinfeksi. Infeksi terhadap bayi dan anak umum terjadi di
negara-negara Asia.
Penyakit
Hepatitis B sebenarnya dapat dicegah dengan vaksinasi. Virus hepatitis B adalah
Hepadnavirus HEPA dari hepatotrophic dan DNA, oleh karena itu virus DNA
memiliki genom melingkar yang terdiri dari sebagian DNA yang beruntai ganda.
Virus tersebut mereplikasi diri melalui bentuk-bentuk peralihan RNA dan
transkripsi balik. Dalam hal ini, VHB ( virus Hepatitis B ) mirip dengan
retrovirus. Meskipun penggandaan virus terjadi di dalam organ hati, virus
tersebut dapat menyebar ke darah orang yang terinfeksi. Tes darah pada protein
dan antibodi penderita digunakan agar dapat mendiagnosis infeksi Penyakit
Hepatitis B. Meskipun secara umum orang-orang yang berada pada usia produktif
memiliki resiko lebih tinggi untuk tertular penyakit ini, namun sebenarnya
Penyakit Hepatitis B dapat menyerang siapa saja.