Posted by : Unknown
Friday, April 19, 2013
Kehidupan umumnya penuh dorongan
dan minat yang menyebabkan adanya kebutuhan, dan perjalanan kehidupan setiap
orang berbeda menurut pola kehidupan masing-masing. Seseorang yang pola
kehidupannya berlangsung mulus, ia akan memiliki perkembangan emosi yang stabil, tetapi sebaliknya jika pola kehidupan
seseorang tidak berlangsung mulus maka perkembangan emosionalnya akan
terganggu.
Seorang remaja dalam merespon
sesuatu selain dari penalaran dan pertimbangan obyektif tetapi juga didorong
oleh rasa emosional. Oleh karena itu untuk memahami remaja tidak hanya perlu
mengetahui apa yang ia lakukan dan pikirkan, tetapi juga harus mengetahui apa
yang mereka rasakan.
Pengertian emosi secara lebih
terperinci
1. Pengertian emosi
Perbuatan kita sehari-hari selalu
disertai dengan perasaan-perasaan tertentu yang disebut dengan warna efektif,
jika warna efektif tersebut kuat maka perasaan tersebut akan lebih
kuat,mendalam dan luas. Perasaan perasaan inilah yang disebut emosi.
Emosi dan perasaan dua hal yang
berbeda, tetapi perbedanya tidak dapat dinyatakan dengan tegas sebab emosi dan
perasaan merupakan suatu gejala emosi secara kualitatif bekelanjutan yang tidak
jelas batasnya,warna efektif dapat dikatakan perasaan juga emosi, contohnya
marah yang ditunjukkan dalam bentuk diam.
Emosi adalah warna efektif yang
kuat yang ditandai perubahan fisik, antara lain berupa:
1) Reaksi elektris pada kulit : meningkat
jika merespon.
2) Peredaran darah : cepat bila marah.
3) Denyut jantung : cepat bila tekejut.
4) Pernapasan : panjang kalau kecewa.
5) Pupil mata : membesar bila marah.
6) Liur : mongering kalau takut.
7) Bulu roma : berdiri kalu takut.
8) Pencernaan : mencret kalu tegang.
9) Otot : geraka-gerakan tubuh yang tidak
terkendali bila marah.
10) Komposisi darah : komposisi darah akan ikut
berubah dalam emosional karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.
2. Karakteristik perkembangan emosi
Masa remaja dianggap sebagai masa
dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan
kelenjar. Dan dalam masa ini sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan
sebagai usaha penyesuaian diri terhadap pola perilaku baru dan harapan sosial
baru.
Pola emosi remaja sama dengan
kanak-kanak tetapi perbedaanya terletak pada macam,dan derajat rangsangan yang
membangkitkan emosinya,dan khususnya pengendalian yang dilakukan individu
terhadap ungkapan emosi mereka.
Remaja sendiri menyadari bahwa
aspek aspek emosional dalam kehidupan adalah penting. Berikut pembahasan
beberapa kondisi emosional :
a) Cinta/kasih sayang
Faktor penting dalam kehidupan
remaja adalah kepastian dicintai dan mencintai. Dan walaupun remaja bergerak
kedunia pergaulan yang luas tetapi mereka tetap butuh kasih sayang dari rumah,
walaupun seringkali kebutuhan akan perasaan itu disembunyikan secara rapi.
Remaja yang terang-terangan nakal kemungkinan disebabkan kurangnya rasa cinta
dan dicintai yang tidak disadari.
b) Gembira
Perasaan gembira akan dialami
apabila sesuatunya berlangsung dengan baik dan remaja akan mengalami
kegeembiraan jika ia diterima menjadi sahabat atau mendapatkan balasan cinta
dari yang dicintainya.
c) Kemarahaan dan permusuhan
Rasa marah merupakaan gejala yang
penting dalam perkembangan kepribadian, karena melalui rasa marahnya seseorang
mempertajam tuntutannya sendiri dan pemilikan minat-minatnya sendiri.
Dalam upaya memahami remaja, ada
empat faktor yang sangat penting
sehubungan dengan rasa marah, antara lain yaitu :
· Perasaan marah berhubungan dengan
usaha manusia untuk memiliki dirinya dan menjadi diri sendiri, selama remaja
fungsi marah terutama untuk melindungi haknya dan menjamin hubungan antara
dirinya dari pihak yang berkuasa
· Jika seorang remaja marah, maka akan
mempunyai sisa-sisa kemarahan dalam bentuk sikap permusuhan. Dan sikap-sikap permusuhan
mungkin tampak dalam cara-cara yang bersifat pura-pura.
· Kadang perasaan marah sengaja
disembunyikan dan kadang tampak samr-samar
· Kemarahan mungkin berbalik pada
dirinya sendiri.
d) Ketakutan dan kecemasan
Memasuki masa remaja berarti
mengalami serangkaian perkembangan yang mempengaruhi pasang surut berkenaan
dengan rasa ketakutannya dan rasa ketakutan kadang baru muncul karena adanya
kecemasan-kecemasan dan rasa berani yang bersamaan dengan perkembangan remaja
itu sendiri.
Remaja seperti halnya anak-anak
dan orang dewasa seringkali berupaya mengatasi rasa takutnya dari persoalan
hidup, namun tidak ada seorangpun yang hidup tanpa rasa takut, dan satu-satunya
cara untuk menghindari rasa takut yaitu menyerah terhadap rasa takut.
Biehler (1972) membagi ciri-ciri
emosional remaja menjadi dua rentang usia yaitu:
· Ciri-ciri emosional remaja usia 12 –
15 tahun
1) Anak cenderung murung dan tidak dapat
diterka. Kemurungan ini biasanya disebabkan oleh kemataangan seksual dan perubahan bilogis
serta adanya kebingungan dalam
menghadapi apakah ia masih anak-anak atau dewasa.
2) Remaja berlaku kasar untuk menutupi
kekurangannya dalam hal rasa percaya diri.
3) Sering terjadi ledakan-ledakan
kemarahaan, hal ini disebabkan oleh kombinasi ketegangan psikologis,
ketidakseimbangan biologis, dan kelelahan.
4) Seorang remaja cenderung tidak toleran
terhadap orang lain dan membenarkaan pendapatnya sendiri. Hal ini disebabkan
remaja mempunyai pendapat bahwa ada jawaban-jawaban absolute dan bahwa mereka
mengetahuinya.
5) Remaja mulai mengamati orangtua dan
guru-guru mereka secara lebih obyektif dan akan marah jika mereka ditipu dengan
gaya serba tahu.
· Ciri-ciri emosional remaja usia 15 –
18 tahun
1) Cenderung memberontak , hal ini merupakan
ekspresi dari perubahan dari masa kanak-kanak ke dewasa.
2) Sering mengalami konflik. Mereka mungkin
mengharapkan simpati dan nasehat dari orangtua aau guru.
3) Sering melamun, memikirkan masa depan
mereka
3. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan emosi
Faktor kematangan dan faktor
belajar terjalin erat dalam mempengaruhi perkembangan emosi anak. Perkembangan
yang berpengaruh pada emosi anak yaitu perkembangan intelektual meliputi
pemahaman, pengertian dalam waktu yang lebih lama dan perkembangan kelenjar
endokrin untuk mematangkan perilaku emosional. Untuk menunjang perkembangan
emosi dilakukan kegiatan belajar. Beberapa metode belajar berikut yang
menunjang perkembangan emosi yaitu:
1. Belajar dengan coba-coba
Cara ini untuk mengekspresikan
emosi dalam bentuk perilaku dalam menyaring kepuasan ataupun ketidakpuasan yang
di rasakan.
2. Belajar dengan cara meniru
Perilaku ini akan membangkitkan
emosi tertentu ,anak-anak bereaksi dengan emosi dan metode ekspresi dengan
orang yang diamatinya.
3. Belajar dengan mempersamakan diri
Anak menirukan reaksi emosional
orang lain yang tergugah oleh rangsangan orang yang ditiru.
4. Belajar melalui pengkondisian
Dengan metode ini mulanya akan
gagal memancing reaksi emosional,kemudian akan berhasil dengan cara asosiasi.
Karena anak kecil kurang mampu menalar dan kurang pengalaman sehingga pemikiran
mereka terbatas hingga perkembangan anak suka atau tidah suka.
5. Belajar di bawah bimbingan dan pengawasan
Anak diajarkan cara bereaksi yang
dapat diterima jika sesuatu emosi terangsang dengan pelatihan anak dirangsang
untuk bereaksi terhadap rangsangan yang membangkitkan emosi menyenangkan maupun
tidak menyenangkan.
Pengaruh emosi lain yang bertujuan
untuk memperhalus ekspresi kemarahan anak pada masa peralihan yaitu ketika
anak-anak akan beranjak remaja. Bukti adanya pengaruh bertahap adalah dimana
emosi yang bersifat umum beralih ke emosi yang bersifat individu. Ketika masa
remaja akan berakhir cara kita untuk memahaminya tidak melihan yang ia
kemukakan namun yang dia sembunyikan kita harus bisa memahaminya. Itu
dikarenakan mereka telah mampu menyembunyikan perasaannya dan hal itu sudah di
ajarkan sejak masa kanak-kanak. Seperti tidak boleh menangis di depan
umum,tidak menunjukan rasa marah secara berlebihan ataupun mengungkapkan rasa
cinta yang mereka rasakan.
Keadaan yang demikian adalah dimana
para remaja melihat kondisi kehidupan. Mereka akan menyembunyikan perasaan
tersebut kepada orang lain bahkan dia tak dapat merasakannya lagi. Para remaja
terkadang merasa ragu dengan apa yang dia pikikan dan ia rasakan karena tidak
mampu menghayati perasaan mereka. Kondisi tersebut membawa perubahan untuk
menyatakan emosi tersebut.
Untuk pengalaman emosionalnya
berkembang mereka membutuhkan perangsang yang memadai. Pada akhirnya ia harus
menyesuaikan tingkah laku dengan apa yang terjadi padanya. Pengaruh perubahan
emosional adalah bertambahnya umur,pengetahuan,pemanfaatan media masa dan
pengalaman.
4. Hubungan antara emosi dan
tingkah laku pengaruh emosi terhadap tingkah laku
Banyak respon tubuh yang terjadi
ketika emosi muncul seperti menghambat pencernaan saat hal yang tidak
menyenangkan terjadi sebaliknya pada saat menenangkan tubuh menjadi relaks
pencernaan tidak akan terhambat.
Hal yang sering terjadi pada saat
emosi yang tidak stabil menyebabkan meningkatnya kegiatan kelenjar sekresi dari
getah lambung seperti ketakutan kronis,kegembiraan yang berlebihan kecemasan
dan kekawatiran. Kejadian seperti itu akan menyebabkan turunnya kegiatan system
pencernaan. Maka dari itu hal seperti itu harus menghilangkan penyebab dari ketegangan emosi. Gangguan emosi juga
berpengaruh dalam kesulitan berbicara dan jika ketegangan emosional cukup lama
akan menyebabkan seseorang gagap. Oleh karena itu emosi yang berlebihan
hendaknya di hindari agar tidak terjadi hal semacam itu.
Emosi setiap orang berbeda oleh
karena itu kita harus menyikapi mereka dengan cara khusus agar setiap individu
terangsang timbulnya emosi tertentu. Penderitaan emosional dan frustasi pada
seorang siswa mempengaruhi efektivitas belajar. Motivasi akan mendorong para
siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara efektif karena mereka perlu semangat dalam belajar.
Motivasi juga berguna untuk memusatkan perhatian pada apa yang sedang ia
kerjakan. Apabila mereka menerima rangsangan yang tidak menyenangkan akan
mempengaruhi hasil belajar yang tidak memuaskan, sebaliknya jika mereka
menerima rangsangan yang menyenangkan akan mempermudah siswa dalam belajar.
5. Perbedaan individual dalam
perkembangan emosi
Emosi mempunyai perbedaan dalam
segi frekuensi,intensitas,jangka waktu,macam emosi dan pemunculannya meskipun
perkembangan emosi dapat di ramalkan. Semua emosi diekspresikan secara lunak
hal itu di karenakan anak telah memahami reaksi dari orang lain. Bila anak-anak
mengekang sebagian ekspresi emosi mereka akan bertahan lebih lama di bandingkan
dengan ekspresi emosi yang berlebihan.
Maka dari itu ekspresi emosi mereka berbeda-beda.
Penyebab perbedaan itu meliputi
keadaan fisik,taraf kemampuan intelektualnya dan kondisi lingkungan. Anak yang
sehat cenderung kurang emosional dibandingkan dengan anak yang kurang sehat.
Dan jika bersosialisasi anak pandai lebih emosional pada berbagai macam
rangsangan dibandingkan anak yang kurang pandai. Namun sebaliknya mereka
cenderung mampu mengendalikan ekspresi emosi. Dan jika dibandingkan dalam
kelompok keluarga anak laki-laki lebih kuat mengekspresikan emosi yang sesuai
dengan jenis kelamin mereka.
Cara permisif atau demokratis lebih
baik dibandingkan mendidik dengan cara otoriter karena akan menimbulkan rasa
takut dan cemas pada diri anak tersebut.
6. Upaya pengembangan emosi remaja dan
implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan
Usaha yang mampu dilakukan oleh para
guru agar siswa tidak cenderung melamun adalah konsisten dalam pengolaan kelas
dan memberlakukan siswa seperti orang dewasa yang mempunyai rasa tanggung
jawab. Agar bisa menenangkan siswa yang bertingkah laku kasar dengan mendorong
mereka untuk bersaing dengan diri sendiri.
Namun kita juga harus waspada
dengan siswa yang ambisius,berpendirian keras dan kaku. Misalnya dengan cara
bijaksana dan lemah lembut ataupun mengubah pokok pembicaraan. Jika kemarahan
siswa tidak reda minta bantuan kepada petugas bimbingan penyuluhan.
Kebanyakan guru di SMA terperangkap
oleh kemampuan siswa yang baru menemukan kelemahan orang dewasa. Cara untuk
mengatasi kebebasan dari remaja adalah dengan meminta siswa mendiskusikan atau
menulis tentang perasaan mereka yang negatif untuk pengendalian dirinya.
Karen hidup di masyarakat harus
menghormati satu sama lain.
Para siswa terutama laki-laki
sering melakukan pemberontakan kepada
guru mereka. Ada beberapa cara untuk mengatasinya yaitu mencoba mengerti mereka
ataupun melakukan segala sesuatu yang dapat dilakukan untuk membantu siswa
dalam berprestasi. Sebagai guru kita harus terampil dalam melakukan sesuatu
walaupun dengan cara yang terbatas. Dengan demikian akan mengurangi
pemberontakan yang dilakukan siswa.
Sebenarnya remaja berada dalam
keadaan yang membingungkan. Karena mereka masih dalam tanggung jawab orang tua
namun mereka juga harus bersikap mandiri untuk menjadi dewasa. Maka dari itu
sering terjadi perselisihan dengan orang tua. Dengan perselisihan tersebut akan
membuat jurang yang lebih besar dengan orang tua.Seorang guru harus mempunyai
rasa simpatik terhadap siswanya karena kejadian seperti diatas memerlukan
perhatian dari orang lain. Karena siswa cenderung perlu menceritakan masalah
tersebut kepada orang lain.
Para siswa SMA tidak hanya
memikirkan tugas saja tetapi juga memikirkan hal lain di luar kegiatan sekolah.
Dan salah satu yang membingungkan seorang guru apa bila siswanya “memimpikan
kejayaan” namun tidak memiliki kemampuan yang cukup. Sebagai seorang guru tidak
ingin siswanya putus asa maka dari itu kita harus terus memotivasinya agar
menerima apa yang terjadi dalam kehidupan atau dengan menyarankan agar memilih
tujuan lain yang bisa mereka capai. Dan juga memotivasi mereka agar lebih
menghargai berbagai macam profesi dari yang teratas hingga terbawah. Dan
meyakinkan mereka bahwa semua pekerjaan bermanfaat apabila di kerjakan dengan
sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.